Wednesday, March 15, 2017

PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai atau yang familiar dengan singkatan PPN merupakan Pajak Tidak Langsung yang dikenakan kepada tiap pertambahan nilai atau sebuah transaksi penyerahan produk barang atau jasa kena pajak didalam pendistribusianya dari produsen atau penjual dan konsumen

PPN disebut sebagai Pajak Tidak Langsung dikarenakan secara tidak langsung dikenakan kepada konsumen atau penanggung pajak namun melalui mekanisme pemungutan pajak kemudian pajak disetor oleh penjual barang atau jasa. Transaksi penyerahannya bisa berbentuk transaksi jual beli, sewa menyewa atau pemanfaatan jasa.

Nilai Pajak Pertambahan Nilai ditambahkan didalam harga pokok barang atau jasa yang ditransaksikan (dperjualbelikan). Dengan begitu, penanggung pajak bisa berupa konsumen baik perorangan non komersial ataupun pelanggan bisnis

Dan yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak adalah barang yang berwujud yang hukum atau sifatnya bisa berupa barang bergerak ataupun barang yang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Pada dasarnya seluruh barang adalah Barang Kena Pajak kecuali barang yang diatur secara lain oleh Undang Undang yang berlaku. Contoh barang bergerak dan tidak bergerak semial mobil, rumah dan lain lain dan barang yang tidak berwujud seperti, hak cipta, hak paten, merk dagang dan yang lannya.



Dan yang dimaksud dengan Jasa Kena Pajak merupakan aktivitas pelayanan yang didasarkan pada suaut perikatan atau perbuatan hukum yang bisa menyebabkan suatu fasilitas atau atau kemudahan ataupun hak tersedia untuk di pakei, termasuk jasa yang djalankan dalam menghasilkan suatu barang karena permintaan atau pesanan dengan bahan serta atas petunjuk dari si pemesan yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN. Misalnya jasa konsultan, jasa konstruksi, jasa sewa ruangan, dan lain lain..

Pemungutan, dan penyetoran serta pelaporan Pajak Pertambahan Nilai adalah suatu kewajiban dari Pedagang atau Produsen yang nantinya disebut dengan Pengusaha Kena Pajak atau yang famliar dengan singkatan PKP. Pengusaha Kena Pajak ini adalah pengusaha yang menjalankan penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan Pajak

AKUNTANSI SYARIAH

Perkembangan transaksi akuntansi syariah akhir akhir ini mengalami kemajuan yang pesat baik pada aktivitas usaha dan juga lembaga keuangan seperti bank, pasar modal, asuransi, lembaga pembiayaan dan yang lainnya yang memiliki basis syariah.

Meningkatnya transaksi syariah membuat Akuntansi Syariah semakin dilirik oleh masyarakat.

Lalu, bagaimanakah pengertian Akuntansi Syariah itu sendiri?

Pengertian Akuntansi Syariah

Secara Etimologis, Akuntansi syariah berawal dari bahasa arab "Muhasabah" yang juga berarti kata "Hisab" yang memiliki arti menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi, mendata atau menghisab yang dalam konteks ini berarti menghitung secara teliti yang harus dicatat kedalam pembukuan tertentu !
Akuntansi Syariah adalah ilmu akuntansi yang lebih berorientasi sosial, tidak hanya menjadi alat dalam mengartikan fenomena fenomena ekonomi yang berukuran moneter, namun juga menjadi sebuah metode yang menjelaskan bagaimana fenomena fenomena ekonomi tersebut berjalan didalam masyarakat berlandaskan ajaran islam

Konsep Akuntansi Syariah secara garis besar hampir sama dengan konsep akuntansi konvensional yang terdiri atas:
  • Entitas Bisnis
  • Kesinambungan
  • Stabilitas Daya Beli Unit Moneter 
  • Periode Akuntansi.



Akuntansi Syariah didalamnya termasuk isu isu yang tidak umum dipikirkan oleh akuntansi konvensional.

Salah satu contohnya adalah bentuk perhitungan yang menganjurkan transaksi apa saja yang boleh dan apa yang dilarang.

Akuntansi Syariah pada realita bisa terefleksikan pada akuntansi zakat.
Akuntansi Syariah menurut Sofyan S. Harahap pada prinsipnya adalah tentang penggunaan ilmu akuntansi didalam menjalankan syari'ah islam. (yang ditulis dalam bukunya: Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam : 56)

Akuntansi Zakat memperlihatkan proses dimana harta atau kekayaan yang diperoleh oleh perusahaan dengan cara yang halal menurut syariat islam.

Hal ini merupakan sebuah contoh dari turunan hisab (perhitungan) yang merupakan bidang dari akuntansi yang menekankan pertanggungjawaban (accountability)

Sama dengan akuntansi konvensional, akuntansi syariah juga bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan dalam mengidentifikasi, mengklarifikasi serta melaporkan kegiatan ekonomi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh sebuah entitas usaha.


Lalu apa bedannya akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional ?

Pembeda terbesar adalah ada pada kegiatan ekonomi yang dilakukan dan dilaporkan

Pada akuntansi syariah aktivitas kegiatan ekonomi harus berlandaskan  pada prinsip kaidah kaidah syariah yang ditentukan.

Kegiatan ekonomi yang mengandung riba, judl, penipuuan, barang barang yang tidak halal seperti minuman keras, rokok, bab1, prost*tusi, jual beli ngijo (buah) dan barang atau jasa yang membahayakan maupun yang mengandung kezaliman adalah beberapa contoh yang tidak bisa diterapkan dalam akuntansi syariah

Transaksi yang keluar dari konsep syariah tidak bisa dilakukan pencatatan karena melanggar syarat syariat

Untuk memahami akuntansi syariah maka diperlukan suatu pemahaman yang benar benar berhubungan dengan Islam dan substansinya didalam kehidupan manusia.

TINGKATAN MANAJEMEN

Tingkatan Manajemen - Manajer merupakan seseorang yang bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengorganisasikan aktivitas bersama sama untuk merealisasikan keinginan organisasi. Umumnya manajemen mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian. Tetapi jika dilihat dari sisi level atau tingkatan manajemen bisa dibagi kedalam tiga kelompok sesuai fungsi dan tugasnya, yaitu:

Tingkatan Manajemen

1. Manajemen Puncak | Top Level of Management

Manajemen Puncak atau Top Level Management umumnya terdiri atas direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General Manager atau yang sering pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi merupakan perwakilan dar pemilik perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan.

Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari manajemen puncak adalah sebagai berikut:
Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi
Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada organisasi
Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia
Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi atau Administrator
Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan
Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal. Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi, bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Pemerintah maupun ke Masyarakat umum.
Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan keterampilan secara teknis

2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management

Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak.

Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya. 

Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak

Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti berikut ini:
Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak
Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada
Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya
Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun
Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah.
Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan
Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan keterampilan yang sifatnya konseptual

3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain.

Manajeemn Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen yang lebih tinggi.

Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas seperti berikut ini:
Mengarahkan karyawan atau pekerja
Mengembangkan moral kepada para karyawan
Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja
Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja
Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerja
Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana jangka panjang
Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen level menengah
Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi.


Keahlian Manajemen

Manajemen dalam tingkatan atau level manapun harus mempunyai kemampuan untuk berhasil, juga termasuk kemampuan bekerja bersama sama didalam sebuah tim, kemampuan menyusun perencanaan dan pelaksanaan rencana jangka panjang, berani menghadapi dan mengambil resiko serta keahlian interpersonal.

Umumnya, secara mendasar keahlian manajemen bisa dikelompokkan menjadi tiga, seperti berikut:

1. Keahlian Teknis | Technical Skill

Keahlian teknis adalah kemampuan manajemen untuk mempergunakan prosedur, teknik serta pengetahuan pada bidang khusus. Keahlian teknis ini sangat diperlukan oleh seorang manajer di lini pertama atau manajer yang berada pada tingkatan terendah karena manajer dilini ini seringkali terlibat secara langsung dengan para pekerja yang menjalankan atau mengoperasikan mesin, salesman atau bahkan programer yang memerlukan pengarahan untuk menyelesaikan tugas tugas mereka yang kompleks

2. Keahlian Interpersonal | Interpersonal Skill

Keahlian interpersonal maksudnya adalah keahlian untuk bekerja secara bersama sama, memahami serta memotivasi orang lain secara individu atau didalam kelompok. Semisal kemampuan dalam berkomunikasi, memimpin, memberikan motivasi kerja kepada para karyawan untuk menyelesaikan tugas tugas yang ada. Selain itu mereka harus rajin berinteraksi dengan para atasan ataupun orang lain yang berada diluar wilayah kerja mereka

3. Keahlian Konseptual | Conseptual Skill

Keahlian konseptual merupakan kemampuan dalam mengkoordinir dan mengintegrasikan seluruh kepentingan kepentingan serta kegiatan organisasi. Keahlian ini sangat penting untuk manajemen puncak. Kemampuan skill seorang manajer dalam usahanya untuk naik ke level yang lebih tinggi lagi tergantung kepada kemampuannya dalam memahami peran kerja departemen yang lain semisal keuangan, personalia, produksi, marketing dan yang lainnya


Keahlian Tambahan

Masih ada keahlian keahlian manajemen yang lain selain keahlian teknis, keahian interpersonal serta keahlian konseptual yaitu 4 keahlian tambahan yang mestinya dimiliki oleh seorang manajer yang handal, 4 keahlian tersebut sebagai berikut:

1. Keahlian Diagnosis

Seorang manajer harusnya mampu untuk menganalisa sebuah masalah yang ada pada organisasi serta mengembangkan solusinya. Jika manajer tidak mampun untuk mengdiagnosis sebuah masalah, maka bisa saja manajer tersebut bukanlah manajer yang berprestasi yang bisa diandalkan untuk naik ke jenjang level yang lebih tinggi

2. Keahlian Komunikasi

Manajer harus bisa menyalurkan sebuah ide dan menginformasi kepada yang lain. Bukan hanya itu seorang manajer juga bisa menerima sebuah ide dan informasi dari orang lain secara baik sehingga nantinya manajer bisa mengkoordinasikan pekerjaan pada rekan rekan kerja satu timnya. Tanpa ilmu kemampuan komunikasi yang bagus, manajer akan kesulitan dalam menghidupkan kerja sama tim.

3. Keahlian Manajemen Waktu

Manajemen waktu wajib dikuasai oleh seorang manajer yang handal, manajemen harus mampu memprioritaskan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. membagi pekerjaan dan bekerja secara efektif dan efisien sehingga pekerjaan bisa dengan cepat terselesaikan

4. Keahlian Pengambilan Keputusan

manajemen harus sanggup mengambil sebuah keputusan, setelah mendiagnosa dan menganalisa sebuah permasalahan, seorang manajer yang handal harus mampu mengambil sebuah keputusan yang cepat, tepat, efektif untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mampu mengambangkan menjadi peluang yang amat berharga

PENGERTIAN & TUJUAN AKUNTANSI BIAYA

Pengertian Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan, pengolongan, peringkasan serta penyajian atas biaya pembuatan (produksi) dan penjualan produk atau jasa dengan menggunakan cara tertentu serta penafsirannya. 

Akutansi Biaya ini bisa digunakan dalam pemenuhan kebutuhan pihak eksternal (investor atau kreditor) dan pihak internal (manajemen) perusahaan.

Informasi biaya untuk internal perusahaan biasanya disajikan menyesuaikan dengan kebutuhan manajemen.

Sedangkan yang disajikan untuk pihak eksternal berbentuk Laporan Laba-Rugi dan Neraca Perusahaan.

Khusus manajemen perusahaan, informasi biaya ini begitu penting dan sangat membantu mereka dalam pengambilan sebuah keputusan dalam operasional perusahaan.

Abdul Halim menambahkan mengenai definisi dari akuntansi biaya, menurutnya :
akuntansi biaya adalah akuntansi yang berbicara mengenai penentuan Harga Pokok (cost) atas suatu produk yang dihasilkan (atau produk yang dijual dipasar) baik itu untuk pemenuhan pesanan dan para pemesan ataupun untuk dijadikan persediaan barang dagang yang nantinya akan dijual.

Tujuan Akuntansi Biaya 

Tujuan Akuntansi Biaya antara lain:
Perencanaan serta pengendalian biaya. 
Manajemen menyusun estimasi pendapatan dan biaya dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan perusahaan. 
Dasar estimasi biaya tersebut adalah data historis, namun fakor lain yang berpotensi memiliki pengaruh terhadap biaya juga dipertimbangkan. 
Kemudian manajemen akan menelaah apakah biaya-biaya yang terjadi telah sesuai dengan perencanaan estimasi biaya yang telah disusun. 
Apabila ada penyimpangan maka manajemen harus menganalisa apa yang menjadi penyebabnya dan memepertimbangkan tindakan koreksi yang dibutuhkan
Untuk Menentukan harga pokok dari suatu produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan dengan tepat serta teliti serta meringkas semua biaya produksi atau penyerahan jasa. 
Biaya yang disajikan merupakan biaya historis perusahaan. 
Umumnya penentuan harga pokok produknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari manajemen puncak dan pihak eksternal. 
Maka dari itu, proses penyusunan akuntansi biaya ini dalam penentuan harga pokoknya berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
Pengambilan Keputusan Manajemen.
Keputusan khusus ini menyangkut masa mendatang. 
Maka informasi akuntansi yang relevan dengan pengambilan suatu keputusan khusus selalu berhubungan dgn informasi yang akan datang. 
Laporan akuntansi biaya yang bertujuan untuk pengambilan sebuah keputusan merupakan bagian dari "akuntansi manajemen"

Pengklasifikasian Biaya

Pengklasifikasian atau penggolongan biaya merupakan suatu proses mengelompokkan dengan sistematis atas seluruh elemen yang ada menjadi kelompok kelompok tertentu agar lebih ringkas supaya bisa menyajikan informasi yang lebih rinci

Biaya merupakan suatu pengorbanan dari sumber ekonomi yang bisa diukur dalam satuan uang yang sudah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk suatu tujuan tertentu.

Unsur unsur pokok dari biaya adalah:
Biaya adalah pengorbanan suatu sumber ekonomi
Diukur dengan satuan uang
Sudah terjadi atau berpotensi terjadi
Untuk suatu tujuan tertentu

Dalam akuntansi biaya, biaya dikelompokkan kedalam berbagai macam cara,

Umumnya biaya ditentukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan pengelompokan tersebut.

Didalam akuntansi biaya biasa dikenal dengan istilah different costs for different purposes. 

Ada 5 cara dalam penggolongan biaya:

1. Berdasarkan obyek pengeluaran.

Nama objek pengeluaran adalah dasar penggolongan biaya.

Contohnya bahan bakar, maka seluruh pengeluaran yang terkait dengan bahan bakar disebut dengan biaya bahan bakar

2. Berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan.

Pada perusahaan manufakture, terdapat 4 fungsi pokok, diantaranya: fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi, dan fungsi keuangan


A. Fungsi Produksi

Fungsi Produksi merupakan fungsi yang selalu berhubungan dengan aktivitas pengolahan raw material (bahan baku) menjadi produk yang siap jual.

Berdasar pada fungsi produksi, biaya produksi bisa dikelompokkan kedalam beberapa kelompok:
Biaya Bahan Baku, bahan yang diproses (diolah) menjadi bagian produk selesai, pemakaian-nya bisa diidentifikasi atau merupakan bagian integral pada product tertentu. 
Biaya bahan baku ialah harga perolehan tas bahan baku yang terpakai dalam pengolahan product
Biaya Tenaga Kerja Langsung, merupakan imbalan (balas jasa) yang diberikan kepada tenaga kerja (karyawan) pabrik yang manfaatnya terasa secara langsung pada produk yang dihasilkan perusahaan.
Biaya Overhead Pabrik, merupakan biaya produksi yang selain dari biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya bahan baku (BB). memiliki elemen-elemen yang bisa digolongkan kedalam:

  • Biaya bahan baku penolong.         
  • Biaya tenaga kerja tak langsung
  • Biaya depresiasi dan amortisasi aset tetap pabrik
  • Biaya reparasi dan maintenance aset tetap pabrik
  • Biaya listrik, air pabrik
  • Biaya insurance pabrik
  • Biaya overhead lain - lain


B. Fungsi pemasaran

Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang terkait dengan aktivitas penjualan produk jadi siap jual dan bisa mendapatkan laba yang sesuai dengan keinginan.

Biaya pemasaran merupakan biaya untuk menjalankan aktivitas pemasaran, misalnya :
Biaya iklan Biaya angkut penjualan
Biaya promosi Biaya gaji bagian pemasaran

C. Fungsi Administrasi dan umum

Fungsi ini merupakan fungsi yang terkait dengan aktivitas dalam penentuan suatu kebijakan, pengarahan, serta pengawasan aktivitas perusahaan secara menyeluruh suapa bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan fungsi administrasi dan umum, biaya bisa digolongkan kedalam biaya administrasi dan umum.

Yaitu biaya yang dikorbankan dalam mengkoordinir aktivitas produksi dan pemasaran.

Contohnya, biaya gaji divisi keuangan, akuntansi, biaya pemeriksaan akuntan, biaya personalia dan lain lain


D. Fungsi keuangan

Fungsi keuangan merupakan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan, penyediaan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Biaya ini dinamanakan biaya keuangan.

Contohnya biaya bunga.

3.  Berdasarkan hubungan biaya dengan yang dibiayai

Pusat biaya bisa dihubungkan dengan produk yang diproduksi (dihasilkan), departemen yang terdapat pada pabrik, wilayah pemasaran ataupun bagian-bagian didalam perusahaan.

Pengelompokan biaya berdasarkan objek atau pusat biaya bisa dibagi menjadi;
Direct Cost (Biaya Langsung), merupakan biaya yang manfaatnya bisa diidentifikasi dalam objek tertentu
Indirect Cost (Biaya tak Langusng), merupakan biaya yang manfaatnya tidak bisa diidentifikasi dalam objek tertentu, atau dengan kata lain, biaya dimana manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya

Dalam kaitannya dengan produk, biaya bisa dibagi 2, yaitu:
Biaya Langsung Kepada Product, biaya raw material (bahan baku) dan biaya tenaga kerja langung adalah biaya langsung terhadap product karena bisa diidentifikasi secara langsung pada produk.
Biaya Tidak Langsung kepada Product, Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung kedalam produk karena tidak bisa diidentifikasi secara langsung pada produk

Dilihat kaitannya dengan departemen-departemen yang terdapat dalam pabrik, biaya bisa digolongkan menjadi biaya langsung departemen dan juga biaya tidak langsung departemen.

Tujuan dari sebuah departementalisasi adalah untuk ketelitian pembebanan harga pokok serta untuk pengendalian atas biaya.

Departement dalam pabrik bisa digolongkan menjadi 2 kelompok:
Departemen produksi, departement produksi adalah bagian yang ada dalam pabrik diaman dilaksanakan pengolahan bahan baku (raw material) menjadi  produk jadi.
Departmen jasa, merupakan bagian yang ada dalam pabrik yang menghasilkan jasa yang nantinya akan dimanfaatkan oleh departemen yang lain. baik departemen produksi ataupun departemen jasa yang lainnya.

4. Berdasarkan perilaku biaya yang berkaitan dengan perubahan volume aktivitas

Pengelompokan biaya sesuai dengan perubahannya pada kegiatan utama yang bertujuan untuk perencanaan serta pengendalian biaya, dan juga pengambilan suatu keputusan.

Tendensi perubahan suatu biaya terhadap aktivitas bisa digolongkan menjadi:

a. Biaya tetap

Biaya yang jumlahnya tetap tidak dipengaruhi perubahan atas volume kegiatan hingga suatu tingkatan tertentu.
Biaya satuan akan mengalami perubahan yang berbanding terbalik dengan perubahan atas volume aktivitas.

b. Biaya variabel

Biaya dimana jumlahnya akan mengalami perubahan secara proporsional dengan perubahan volume aktivitas.
Biaya satuan takterpengaruh oleh perubahan volume aktivitas/kegiatan.

c. Biaya semi-variabel

Biaya dimana jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan volume aktivitas/kegiatan, namun perubahannya tak sebanding.
Biaya satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume aktivitas/kegiatan namun sifatnya tak sebanding.

5. Berdasarkan jangka waktu manfaat

Biaya bisa dibagi menjadi dua jika berdasarkan pada jangka waktu manfaatnya:
Capital Expenditures (pengeluaran modal), merupakan pengeluaran suatu biaya yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun buku (periode akuntansi). 
Ketika pengeluaran ini terjadi, dikapitalsi kedalam harga perolehan aset dan pembebanannya pada periode akuntansi diaman aset tersebut dimanfaatkan. 
Silahkan baca bahasan ini lebih lengkap dan perlakuan akuntansinya di: pengeluaran modal
Revenue Expenditures (Pengeluaran Pendapatan), pengeluaran ini memberikan manfaatnya pada waktu periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi. 
Umumnya, pengeluaran ini langsung dibebankan pada periode tersebut.